Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Peluang Bersama

Aku mengambil keputusan besar. Bagi lelaki dewasa, membawa seorang perempuan datang ke rumah bukanlah hal main-main. Pasti ada pertanyaan serius, siapa dia? Tidak mungkin dengan bercanda aku bilang ke keluarga; coba saja kenalan sendiri. Lalu aku berjalan cuek menuju kamar. Ah dimana akhlaknya? Begitulah mungkin komentar Erick Tohir, sang Menteri BUMN periode sekarang. Mengenalkan Nabila, kekasihku ke keluarga harus dengan pertimbangan yang matang. Tidak boleh dengan ambisi atau egoisme semata. Aku tidak ingin menjadikannya perempuan yang dicap jelek oleh keluarga. Apalagi dia akan bersanding dengan ibuku, sebagai perempuan yang penting untuk aku perjuangkan dan bahagiakan. Namun, seperti keluarga lain yang ketat aturan soal bibit bebet dan bobot, maka Nabila harus masuk kriteria yang keluargaku inginkan, supaya kami berdua pun menjalani hari-hari dengan tentram. Rencanaku membawa Nabila sudah ku kabarkan ke keluarga, bahkan semua kakakku menjadwalkan tanggal khusus untuk

Jilbab Tidak Wajib!

Anna, aku mencintaimu. Kalimat itu menjadi penanda hubungan kita berjalan hingga hari ini. genap satu tahun aku bersamanya. Melewati suka dan duka dengan komitmen yang sama, yakni berusaha saling menjaga hubungan sakral kita. Menerima apa yang tampak dan tidak tampak. Memahami sifat dan karakter yang sering memicu perkara. Rasanya sedang menjalani adegan drama korea. “Billy, minta tolong dong, buka pintunya. Ada tamu kayaknya,” Anna teriak memanggilku yang sedang rebahan di pinggir kolam. “Kamu sibuk apa? Aku lagi gak pakai baju nih,” jawabku. “Kan buatin kamu sarapan. Ayolah sayang!” nada suaranya lebih manis. “Baiklah, aku jalan,” ucapku sepakat. Sebelum beranjak, aku mengenakan kaos lebih dulu. Ketika pintu ku buka, ternyata yang datang adalah Mamaku. Dia menampilkan senyum terbaiknya. Tampaknya dia senang membuatku kaget. “Mama sendirian?” selidikku sambil mengamati sekitar. “Ya enggak dong. Masak tega orang tua dibiarin sendirian,” aku dibuat