Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Cinta Yang Menyakitkan (Part 2)

Perjalanan selama satu jam dari kampus ke rumah ternyata tidak menghilangkan pikiran Amir. Sambil ia memakirkan motor SupraX miliknya, ia masih bergelut dengan prasangka-prasangka. Rumah terlihat sepi, Ia segera mencari kunci rumah yang sudah biasa diletakkan di lokasi tersembunyi yang diketahuinya. Tampaknya sang kakak sedang pergi sekeluarga. Ketika ia hendak melepas sepatu, tetangga sebelah menyapa. “Sudah pulang kuliah mas?” Ujar Mbak Pri, nama perempuan itu. Ia sedang menenteng barang belanjaan dari swalayan. “Iya ini. pada keluar ya?” Ujar Amir basa-basi siapa tahu Mbak Pri mengetahui kepergian kakaknya. “Iya, barusan banget. Sudah pegang kunci kan?” timpal Mbak Pri. Amir mengangguk sambil menunjukkan kunci di tangannya. Meselat ke ruang lantai dua, Amir memasuki kamar tidurnya untuk berganti pakaian. Selanjutnya, ia menuju ke dapur untuk mengambil minuman dingin di kulkas. Jus Melon kesukaannya langsung masuk tenggorokannya. Tak lama setelah ia beristirahat, ponsel yang dig

Cinta Yang Menyakitkan (Part 1)

Musim hujan memang dilematis, ketika petani butuh siraman air untuk sawah dan kebun mereka, maka penduduk perkotaan lebih mencintai awan gelap tanpa hujan. salah satunya, Amir seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas swasta Jakarta, ia terlihat gusar di beranda rumahnya. Pasalnya, dia harus pergi ke kampus untuk mengikuti ujian sementer ganjil perdananya. Ia yang malamnya sudah belajar kisi-kisi yang diberikan dosen Pengantar Ilmu Politik, telah yakin bisa merampungkan soal yang diujikan. Namun kendala menyapanya ketika pagi penuh genangan air di depan rumahnya. Pandangan mata tak terlepas bergantian antara jam tangan dan langit. Amir semakin tidak sabar menanti hujan reda ketika waktu sudah menunjukkan pukul 07:00 WIB. Sedangkan ujian dilaksanakan pukul 09:00 WIB. Butuh waktu 1,5 jam untuk sampai di kampus apabila kondisi tidak hujan. Nah ketika hujan, bisa saja butuh waktu lebih lama, apalagi ketika ada jalanan yang memiliki genangan cukup tinggi. Jas hujan yang terbungkus r

Perjuangan Cinta Menyok (Part 3)

Menyok memikirkan banyak hal akhir-akhir ini. Sikap Lindri yang masih tak bisa ditebaknya, sekaligus mengenai rencana Gethuk yang akan lanjut kuliah. Ia mengingat hari di mana kakak dari suaminya datang berkunjung ke rumah. Kedatangannya berkenaan dengan rencana mengajak Gethuk untuk kuliah di sana. Entah kenapa, perasaan yang harusnya bahagia menjadi sulit dijelaskan. Sambil menunggu singkong rebusnya matang, pikirannya terus menerawang tentang masa depan keluarganya. “Berapa lama lagi matang emak?” Gethuk mengagetkannya. “Sampai kaget begitu emak. Lagi ngelamunin apa toh?” Gethuk menangkap gestur emaknya yang tampak tak fokus. “Jam berapa ya kira-kira pakdemu datang?” Menyok malah menyinggung tentang kedatangan Kakak Iparnya, yaitu Pur. “Masih dua jam lagi emak. Belum masak ya?” timpal Gethuk. “Nanti belikan saja rawon di warung dekat kator lurah ya nak,” ucap Menyok. Gethuk mengangguk. Menyok kemudian dikagetkan dengan sikap Gethuk yang mendadak memeluknya. “Gethuk pasti kange

Perjuangan Cinta Menyok (Part 2)

Rasa penasaran Lindri terhadap bagaimana kasih sayang Menyok atas dirinya masih belum menuai titik terang. Namun tampaknya hal itu tidak lama lagi. Ada momen yang membuat Lindri menyadari satu hal, yaitu wajah berbinar emaknya ketika akan menghadiri pengambilan rapor kakaknya, Gethuk. Betul saja, cukup beralasan kenapa Menyok sangat berbahagia, karena Gethuk dinyatakan lulus dengan hasil UN terbaik se-Jawa Timur. Berbeda dengan Lindri yang bahkan sepuluh besar di kelas saja tidak. Semua warga kampung ikut berpesta dengan kelulusan Gethuk. Sampi pak Kepala Desa menyambangi rumah kami dengan memberikan hadiah ke Gethuk. Tela, tetangga rumah Lindri pun tak ketinggalan untuk komentar. “Wah, Emak Menyok bangga sekali pasti ya, punya anak pinter begitu.” Menyok mengangguk senang mendapat pujian tersebut. Ia tak sadar akan sosok yang sedang terluka batinnya. “Iya, Gethuk kan dari dulu gak pernah bergeser rankingnya di kelas, selalu juara,” timpal Mbak Ruju. Hal itu menambah luka yang sema

Perjuangan Cinta Menyok (Part 1)

Cinta itu ekspresif. Banyak cara seseorang mengekspresikan rasa cintanya, salah satunya adalah Menyok. Perempuan yang tinggal di desa terpencil di pulau Jawa tersebut memiliki tradisi yang unik. Menurut cerita yang dia tuturkan ke anaknya, orang tua Menyok memiliki nama yang berasal dari buah-buahan. Menyok adalah bahasa Jawa untuk Singkong. Ibunya Menyok memiliki nama Juwet atau popular di sebut Jamblang. Alasannya cukup sederhana, ketika sedang dalam kandungan, orangtuanya nyidam Jamblang. Nah, ketika Menyok lahir, bertepatan dengan panen raya singkong di desa tersebut. Bahkan kabarnya, hasil panen raya milik orangtua Menyok terbilang panen yang paling melimpah sepanjang hidup mereka. Jadilah nama itu melekat sebagai tanda syukur dan mengingat momentum tersebut. Ternyata tradisi itu tidak ditinggalkan oleh Menyok. Ia memiliki dua anak, pertama laki-laki, dan kedua perempuan. Anak laki-lakinya diberi nama Gethuk. Anak perempuannya diberi nama Lindri. Alasannya terbilang sederhana, i